Sunday, March 20, 2011

sweet child oh mine,,,,

Suatu hari di ruang tunggu pasien pada sebuah praktek dokter terkenal, pasien berlalu-lalang, pramuniaga menghampiri seorang ibu yang tampaknya tengah mencari tempat menebus resepnya, tempat praktek ini juga merupakan apotek besar.

Sambil menunggu suami yang sedang mengantri dokter aq iseng mengambil sebuah harian terkemuka di indonesia yang tergantung pada tiang berbentuk segi empat.

Setelah agak kesulitan membolak-balik halaman koran tersebut karena di jilid dengan menggunakan sebuah kayu bundar panjang sehingga kertas koran dapat rapat terjepit ditengahnya, mataku tertumbuk pada sebuah artikel kecil di halaman tengah, judulnya kurang lebih begini 'ditemukan bayi tak bernyawa di selokan', deg!hatiku langsung berdenyut nyeri. Tega sekali orang tua itu membunuh dan membuangnya. Entah apa yang ada dipikiran perempuan yang telah mengandung dan melahirkannya, mungkin ia kalut karena bayi itu hasil hubungan gelapnya dengan suami orang, atau seorang gadis yang tak mau orang tuanya tau kalau ia telah hamil dengan pacar yg tak dsetujui orang tuanya. Berbagai pikiran yang terlintas di benakku saat itu, berbagai alasan dari yang paling masuk akal sampai tergila'pun menggelitik pikiran.

Ketika aku membuka halaman koran yang berikutnya aq kembali tercengang ada sebuah artikel yang berjudul 'orang tua menganiaya balitanya hingga tewas', setelah aq baca dengan seksama ternyata balita itu dibunuh karena terus-terusan menangis bahkan ketika hari telah malam dan orangtuanya tak mau terganggu karena telah lelah setelah seharian bekerja. Astaganaga!!!dimana otak mereka?saat itu aq bertanya dalam hatiku. Bukankah mereka telah mengandungnya selama 9bulan dan melahirkannya dengan taruhan nyawa mereka, namun mengapa dengan mudahnya mereka menghabisi nyawanya dengan sadis?seorang balita yang belum tau apa-apa dan belum berdosa. Seketika aq tersadar, beberapa waktu yang lalu juga pernah ada berita kalau seorang perempuan telah meninggalkan bayi yang baru dilahirkannya di sebuah toilet pom bensin. Sudah sedemikian hebatnya mereka sehingga mereka tidak segan membiarkan, menelantarkan, bahkan membunuh darah daging mereka sendiri, benih yang telah Allah percayakan pada mereka.

Terlepas dari apapun kesulitan yang mereka alami, ketidakberdayaan mereka membunuh, membuat nyeri di dadaku. Begitu mudahnya mereka mendapatkan anugerah namun mereka melewatkannya dengan sia-sia. Tak peduli darimana benihnya dan dengan siapa mereka dapat terlahir di dunia. Mungkin tidak di dunia ini bayi-bayi itu mendapatkan kehidupan layak. Semoga Allah menempatkan bayi-bayi mungil itu di tempat terbaik di surga agar mereka bisa sedikit berdoa agar Allah mau memaafkan kedua orang tua yang telah membunuh mereka. Apapun berita yang beredar dalam halaman surat kabar itu, pikiranku kembali merefleksikan masa lalu. Ketika banyak hal telah kami lakukan agar bisa mendapatkan keturunan, benih kami, milik kami sendiri. Mungkin saat ini Allah belum mempercayai kami untuk mempunyainya. Tapi suatu saat, kami pasti akan memilikinya, entah itu milik kami sendiri atau milik orang lain yang dipercayakan kepada kami.

No comments: